TEOLOGI DARI ATAS ATAU DARI BAWAH

Sekolah Sabat
Rabu, 25 Desember 2024

TEOLOGI DARI ATAS ATAU DARI BAWAH

Bacalah Yohanes 4: 46-54. Masalah apakah yang membawa pegawai istana itu kepada Yesus, dan apakah yang sebenarnya menjadi pokok permasalahan di sini?

 
Orang ini datang kepada Yesus, Sang Terang dunia, tetapi ia telah memutuskan untuk percaya hanya jika Yesus menyembuhkan anaknya. Kita dapat mengatakan bahwa teologi orang ini adalah "teologi dari bawah". Teologi dari bawah menetapkan aturan-aturan dan standar-standar bagi Allah dan Firman-Nya. Ide-ide manusia, betapa pun cacat dan terbatasnya serta betapa subjektifnya ide tersebut, menjadi otoritas terakhir tentang bagaimana manusia menafsirkan Firman Allah. Sungguh suatu perangkap yang sangat berbahaya untuk jatuh ke dalamnya!
 
Sebaliknya, teologi "dari atas" merespons dengan iman, dengan mengutamakan kepercayaan kepada Allah dan Firman-Nya (Yoh. 4: 48; Yoh. 6: 14, 15; 2 Tim. 3: 16). Ketika Kitab Suci diterima dengan iman, maka Kitab Suci menjadi penafsirnya sendiri. Cara pandangan Kitab Suci, dan bukan filsafat, adalah panduan untuk memahami dan menafsirkan Kitab Suci. Pandangan manusia harus tunduk dan patuh kepada Firman Allah, dan bukan sebaliknya.
 
Kita harus percaya pada kata-kata Kitab Suci jika kita ingin memercayai perkataan Yesus (Yoh. 5: 46, 47). "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku" (Yoh. 8: 31). Jika kita meragukan Firman Tuhan, Firman-Nya tidak dapat tinggal di dalam kita (Yoh. 5: 38). "Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman. Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan" (Yoh. 12: 48, 49).
 
Mendengar Firman Tuhan lebih dari sekadar menerima informasi secara pasif. Ini juga berarti melakukan kehendak Allah. Dan ini adalah respons aktif dari mendengarkan Firman. "Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri" (Yoh. 7: 17).
 
Selanjutnya, mendengarkan dan melakukan Firman Tuhan adalah ungkapan kasih kepada-Nya. "Jikalau seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia" (Yoh. 14: 23).
 
Apakah hubungan antara kasih kita kepada Yesus dan penurutan? Mengapa segala jenis "penurutan" yang tidak didasarkan pada kasih berada dalam bahaya menjadi legisme?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENJADIKAN ALLAH YANG PERTAMA

MENJADIKAN ALLAH YANG PERTAMA

MENJADIKAN ALLAH YANG PERTAMA