MENJADIKAN ALLAH YANG PERTAMA

 Renungan Pagi Anak

Selasa, 3 September 2024


MENJADIKAN ALLAH YANG PERTAMA


Ayat Hafalan: Matius 23:23

"Persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar harus dilakukan."  



Allah sendiri yang menetapkan prinsip tentang hal mendukung pekerjaan-Nya melalui pemberian sepersepuluh dari pendapatan umat-umat-Nya. Dan ayat kita pagi ini menunjukkan bahwa Yesus tidak bermaksud mengubah rencana-Nya itu. Berkat Allah atas pemberian perpuluhan selalu ada dan sekarang pun masih demikian.

 Suatu kali ada seorang anak laki-laki yang bernama Samuel. Pada waktu dia berusia 16 tahun dia pergi mencari pekerjaan di kota New York. Di perjalanan dia berjumpa dengan seorang kapten perahu kanal yang merupakan sahabat keluarganya.

"Yakinlah kamu sudah memulainya dengan benar, nak," kata dia, ”dan kamu akan baik-baik saja. Ijinkan aku berdoa bersamamu dan kemudian memberimu sedikit saran." 

Setelah berdoa, laki-laki tua ini bertanya pada Sam pekerjaan apa yang akan dia cari. "Saya akan membuat sabun dan lilin," kata Samuel. "Ayah mengajarkan padaku bagaimana cara membuatnya, dan saya akan mencoba mencari pekerjaan di bidang itu."

"Bagus," kata laki-laki tua itu. "Suatu hari akan ada seorang pembuat sabun yang terkenal di New York. Kamu bisa menjadi orang itu begitu pula dengan orang lain. Saya berharap orang itu adalah kamu. 

Jadilah anak yang baik; berikan hatimu kepada Kristus, berikan semua yang Tuhan miliki pada-Nya setiap dolar yang kamu terima. Buatlah sabun yang baik, berikan perpuluhanmu dengan penuh dan jujur; dan saya yakin suatu hari kamu akan menjadi orang kaya." 

Samuel pergi ke kota. Dia menemukan pekerjaan di sebuah pabrik sabun yang kecil. Dia mengingat saran teman tuanya. Dia membayar perpuluhan dengan jujur. Segera dia menjadi rekanan dalam bisnis, dan kemudian menjadi pemilik.

Kemudian dia memutuskan untuk memberikan pada Tuhan dua persepepuluh untuk tiap dolar yang masuk. Bisnisnya berkembang dengan cepat. Segera dia memberikan tiga persepuluh kepada Tuhan, lalu empat, dan kemudian lima!

Sebelum dia meninggal dia telah menjadi pembuat sabun yang terkenal di New York, dan sabun-sabun maupun produk—produk mandi buatannya dijual di seluluh dunia. Mungkin kalian pernah mendengar dia — Samuel Colgate!

Refleksi: Mengapa kalian tidak mengikuti saran kapten perahu kanal tua itu. Apa saja?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENJADIKAN ALLAH YANG PERTAMA

MENJADIKAN ALLAH YANG PERTAMA