SEORANG SEPERTI ANAK MANUSIA

Renungan Penguatan Karakter
Kamis, 5 Desember 2024

SEORANG SEPERTI ANAK MANUSIA

2 Korintus 8:9 (TB) Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.



Yesus, kecemerlangan dari kemuliaan Bapa, "tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba" (Filipi 2: 6, 7). Melalui segala pengalaman hidup yang hina Dia setuju untuk melewatinya, berjalan di antara anak-anak manusia, bukan sebagai seorang raja, menuntut penghormatan, tetapi sebagai seorang yang misinya adalah melayani orang-orang lain. Dalam sikapnya tidak ada noda kekerasan hati dan sikap dingin. Penebus dunia itu mempunyai sifat yang lebih agung daripada malaikat, namun disatukan dengan keagungan Ilahi-Nya adalah kelemah-lembutan dan kerendahan hati yang menarik semua orang kepada diri-Nya..
 
Yesus mengosongkan diri-Nya, dan di dalam semua yang Dịa lakukan, diri tidak kelihatan. Dia menaklukkan segala sesuatu kepada kehendak Bapa-Nya. Apabila misi-Nya di dunia berakhir, la mengatakan, “Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya" (Yohanes 17:4). Dan Dia minta kepada kita, "Belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati." "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya" (Matius 11: 29; 16: 24); biarlah diri diturunkan dan jangan lagi berpegang kepada keunggulan jiwa.
 
Dia yang melihat Kristus dalam penyangkalan diri-Nya, kerendahan hati-Nya akan dipaksa mengatakan, seperti Daniel, ketika dia melihat Seorang seperti anak manusia, "Aku menjadi pucat sama sekali, dan tidak ada lagi kekuatan padaku" (Daniel 10: 8). Kebebasan dan keunggulan diri di mana kita bangga kelihatan dalam keburukannya sebagai tanda-tanda perhambaan kepada Satan. Sifat manusia selalu bergumul untuk dinyatakan, siap untuk bertanding; tetapi dia yang belajar mengenai Kristus dikosongkan dari diri, dari kesombongan, dari cinta akan keunggulan, dan ada ketenangan di dalam jiwa. Diri diserahkan kepada urusan Roh Kudus. Kemudian kita tidak ingin untuk memperoleh tempat tertinggi. Kita tidak berambisi untuk mendesak dan mendorong diri kita supaya diperhatikan; tetapi kita merasa bahwa tempat kita yang tertinggi adalah di kaki Juruselamat kita. Kita melihat Yesus, menunggu tangan-Nya untuk memimpin, mendengar suara-Nya untuk membimbing-Khotbah di Atas Bukit, hlm. 24, 25.
 
Refleksi: Yesus tidak pernah membiarkan diri muncul dalam setiap tindakan-Nya. Bagaimanakah saya bisa menghidupkan standar penyangkalan diri yang begitu tinggi ini dalam hidup saya?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENJADIKAN ALLAH YANG PERTAMA

MENJADIKAN ALLAH YANG PERTAMA

MENJADIKAN ALLAH YANG PERTAMA