AKU PASTI AKAN DATANG KEMBALI
Sekolah Sabat
Selasa, 3 Desember 2024
Baca: Yohanes 14: 1-3. Dalam konteks apakah Yesus mengatakan perkataan ini?
Pada akhir Yohanes 13, Yesus mengatakan bahwa Ia akan pergi (Yoh. 13: 33). Hal ini menimbulkan pertanyaan dari Petrus tentang ke mana Ia akan pergi (Yoh. 13: 36). Para murid tidak mengerti bahwa Yesus sedang berbicara tentang kematian, kebangkitan, dan kenaikan-Nya. Petrus berkata bahwa ia siap menyerahkan nyawanya untuk Dia (Yoh. 13: 37). Ini adalah saat Yesus memprediksi penyangkalan Petrus (Yoh. 13: 38).
Dalam konteks inilah Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya “janganlah gelisah hatimu" (Yoh. 14: 1). Kata kerja gelisah diterjemahkan dalam bahasa Yunani sebagai tarassō, yang berarti mengaduk-aduk, mengganggu, meresahkan, membuat bingung. Tidaklah mengherankan jika para murid menjadi bingung dengan perkataan Yesus.
Tetapi untuk mengatasi ketakutan mereka, Ia berbicara tentang rumah BapaNya, di mana ada banyak tempat tinggal (bukan rumah besar, tetapi kamar-kamar seperti di penginapan). Ia akan pergi ke sana untuk menyediakan tempat bagi mereka. Perkataan-Nya melampaui badai salib yang akan dihadapi-Nya sampai pada saat Dia akan kembali untuk menebus umat-Nya. Dia melihat ke waktu di mana seluruh tragedi dosa ini selesai untuk selamanya (lihat Dan. 7: 27).
Yesus berkata "Dan apabila Aku pergi... Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada" (Yoh. 14: 3). Ini jelas merupakan janji kedatangan kedua.
Apa yang menjadi dasar keyakinan akan janji tersebut? Banyak orang akan mengatakan penggenapan nubuat Kitab Suci, dan itu memang benar. Tetapi dalam Yohanes 14: 3, dasar dari janji ini dinyatakan secara berbeda. Dalam ayat ini, Aku akan datang sebenarnya menggunakan bentuk waktu sekarang dalam bahasa Yunani (Aku datang). Ini adalah penggunaan bentuk waktu sekarang dalam bahasa Yunani yang disebut dengan peristiwa yang akan datang yang ditulis dalam waktu sekarang (futuristic present). Ini adalah peristiwa di masa depan yang dibicarakan dengan sangat pasti sehingga digambarkan seolah-olah sudah terjadi. Dengan demikian, cukup adil untuk menerjemahkan frasa ini dengan Aku pasti akan datang kembali.
Dasar pengharapan kita akan kedatangan Tuhan kembali bukan hanya karena penggenapan nubuat Kitab Suci. Pengharapan ini juga, dan lebih pasti lagi, didasarkan pada keyakinan kita kepada Dia yang telah membuat janji itu. Dia berkata bahwa Dia pasti akan datang kembali bagi umat-Nya. Kita dapat menaruh kepercayaan kita pada janji itu karena Dia (Yesus Kristus) yang membuat janji itu.
Apakah yang diajarkan salib kepada kita tentang kepastian kedatangan Kristus yang kedua kali? Tanpa Kedatangan Kedua, apakah gunanya kematian Yesus bagi kita pada kedatangan-Nya yang pertama?
Komentar
Posting Komentar