PESERTA PERKEMAHAN YANG HILANG
Mision Anak
Sabat, 30 November 2024
Divisi Amerika Utara
Judul: PESERTA PERKEMAHAN YANG HILANG
Oleh: Adiv di Alaska, USA
Berikut ini adalah kisah seorang konselor perkemahan yang kehilangan seorang anak laki-laki.
Liam yang berusia tujuh tahun berlarian ke berbagai tempat saat perkemahan musim panas Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Alaska. Sangat sulit untuk membujuknya tidur pada malam hari. Sulit untuk mengetahui keberadaannya pada siang hari. Di tengah-tengah pekan perkemahan, Liam melarikan diri.
Masalahnya dimulai ketika pembimbing perkemahan Liam, Adiv, menegur anak itu karena pergi ke suatu tempat tanpa memberitahukannya terlebih dahulu.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" Adiv bertanya ketika menemukannya.
"Kamu harus memberi tahu pembina di mana kamu berada, karena jika kami kehilanganmu, itu akan menjadi masalah."
Saat dia berbicara, Liam langsung kabur. Adiv dan anggota staf perkemahan lainnya berusaha mencari dan mencari Liam, tetapi mereka tidak menemukannya. Lalu Adiv berdoa. Tetapi masih saja Liam tidak bisa ditemukan. Adiv lalu menemui direktur perkemahan. "Saya tidak bisa menemukan anak itu," katanya.
"Saya tidak tahu di mana dia berada."
Sekira 45 menit kemudian, Liam muncul kembali. Dia keluar dari semak-semak dan dia tersenyum lebar. Adiv tidak tersenyum.
"Kamu tidak boleh melakukan ini," katanya.
"Ada apa?" tanya anak itu.
"Kamu tidak boleh lari," kata Adiv.
"Itu tidak boleh."
Liam berhenti tersenyum. la tidak suka ditegur. Saat Adiv berbicara, dia lari lagi. Tetapi kali ini Adiv tahu ke mana dia pergi. la dan pembina perkemahan lainnya, Jacob, pergi ke semak-semak dan melihat Liam berlari ke atas pohon. Sambil berdiri di bawah pohon, Jacob berseru, "Aduh Liam kami akan senang sekali jika kamu mau turun dan kita bisa bicara."
Liam melihat ke bawah dari dahan bagian atas pohon. "Aku benci Adiv," katanya.
"Aku berharap dia mati saja."
Kata-kata anak itu menyengat Adiv. Tetapi ia tetap ingin menunjukkan kasih Allah kepada Liam.
"Aku mengasihimu," jawabnya.
"Aku tidak peduli," kata Liam.
"Aku membencimu."
"Tidak apa-apa," kata Adiv.
"Aku mengasihimu. Aku tidak ingin kau terluka. Kumohon, turunlah."
Jacob juga meminta anak itu untuk turun. Tetapi Liam menolak.
"Saya tidak peduli jika saya mati atau terluka," katanya.
Komentar
Posting Komentar