PERCAYA DAN KELAHIRAN BARU
Sekolah Sabat
Selasa, 26 November 2024
PERCAYA DAN KELAHIRAN BARU
Bacalah Yohanes 1: 12, 13. Apa sajakah langkah-langkah untuk menjadi orang Kristen yang dijelaskan di sini?
Yohanes menulis Injilnya agar kita percaya kepada Yesus dan dengan percaya kita memiliki hidup yang kekal dalam nama-Nya (Yoh. 20: 31). Dalam Yohanes 1: 12, 13, proses ini dijelaskan dalam dua langkah. Pertama, kita menerima Dia, yaitu percaya kepada-Nya. Kedua, Dia memberi kita otoritas atau kuasa untuk menjadi anak-anak Allah, yang digambarkan dalam ayat 13 sebagai diperanakkan oleh Allah. Dengan demikian, ada aspek manusiawi dan Ilahi dalam menjadi seorang Kristen. Kita harus bertindak dalam kepercayaan, menerima Dia, terbuka pada terang, tetapi Dialah yang menjadikan hati kita baru.
Bahkan, iman itu sendiri adalah anugerah Allah yang datang melalui pendengaran akan Firman-Nya (Roma 10: 17). "Untuk memiliki iman yang benar dan tinggal di dalam Kristus, kita harus mengenal Dia sebagaimana Dia digambarkan di dalam firman"-Ellen G. White, Fundamentals of Christian Education, hlm. 433. "Roh yang bekerja di dalam dan menerangi pikiran manusia, menciptakan iman kepada Allah"-Ellen G. White Comments, The Seventh-day Adventist Bible Commentary, jld. 7, hlm. 940.
Mereka yang percaya atau menerima Anak sebagai Mesias menerima hidup yang kekal. Yohanes juga menekankan untuk menerima atau memercayai Firman yang diucapkan Yesus (Yoh. 5: 24, 38, 47). Adalah peran Roh Kudus untuk memberikan keyakinan (Yoh. 16: 7, 8; bandingkan dengan Rm. 8: 16).
Bacalah Roma 8: 16. Prinsip apakah tentang keselamatan di dalam Yesus yang ditemukan di sini?
... Iman, iman yang alkitabiah, yang didasarkan pada karya Roh Kudus di dalam hati kita, adalah dasar iman kita. "Iman adalah berkat yang besar mata yang melihat, telinga yang mendengar"-Ellen G. White, In Heavenly Places, hlm. 104. Pendekatan humanistis terhadap iman menyatakan bahwa kita harus menemukan sebuah dasar, kriteria untuk iman, dan kemudian percaya. Sebaliknya, pendekatan alkitabiah menyatakan bahwa iman adalah dasar, sebuah karunia dari Allah (Ef. 2: 8, 1 Kor. 1: 17-24, 1 Kor. 2: 1-6). Kita mulai dengan dasar iman, dan kemudian dari sana kita bertumbuh dalam pengertian dan kasih karunia.
Jika seseorang bertanya kepadamu tentang apakah yang mendasari imanmu, bagaimanakah engkau akan merespons?
Komentar
Posting Komentar