AKU TELAH MEMBERIKAN TELADAN BAGIMU

Sekolah Sabat
Minggu, 1 Desember 2024

AKU TELAH MEMBERIKAN TELADAN BAGIMU


Khotbah perpisahan (Yoh. 13-17) memberikan instruksi kepada murid-murid Yesus tentang masa depan. Pola penulisannya mirip dengan perkataan perpisahan Musa dalam kitab Ulangan atau Yakub yang memberkati anak-anaknya (Kejadian 47-49) atau Daud yang memberi petunjuk kepada Salomo (1 Tawarikh 28-29). Yesus menghibur murid-murid-Nya mengenai kepergian-Nya. Dia menjanjikan seorang pengganti yang mewakili-Nya (Roh Kudus; Yohanes 14-16). Dia mengatakan tentang kesedihan yang akan datang (Yohanes 15-16), dan Dia menasihati para murid untuk tetap setia (Yohanes 15).
 
Bacalah Yohanes 13: 1-20. Apakah yang terjadi di sini, dan mengapa kisah ini begitu penting? Pelajaran apakah yang Yesus ingin ajarkan?
 
Di bagian dunia pada zaman Yesus, orang-orang memakai sandal atau bertelanjang kaki. Kaki mereka akan berdebu dan kotor. Sudah menjadi kebiasaan bagi seorang hamba atau budak untuk membasuh kaki orang-orang yang datang untuk makan. Tetapi tidak ada pelayan yang hadir untuk melakukan hal ini pada malam ketika Yesus makan malam terakhir bersama murid-murid-Nya sebelum penangkapan-Nya.
 
Yang mengejutkan semua orang, Yesus sendiri beranjak dari perjamuan makan malam dan membasuh kaki mereka semua. Yohanes 13: 4, 5 menceritakan tindakan Yesus selangkah demi selangkah. Diceritakan dengan sangat rinci untuk menekankan tindakan kerendahan hati yang luar biasa dari Sang Guru.
 
Dengan menceritakan tanggapan Petrus, Yohanes 13:8-11 memperdalam kecemasan dan ketidakmengertian para murid atas tindakan Yesus. Bagaimanakah mungkin Yesus, Sang Guru, Sang Mesias, melakukan tugas yang begitu rendah? Petrus menolak untuk mengizinkan Yesus membasuh kakinya, hanya untuk diberitahu oleh Yesus bahwa jika ia tidak mau bekerja sama, ia tidak akan mendapat bagian dalam pelayanan Yesus. Kemudian Petrus meminta lebih banyak lagi, mengungkapkan keinginannya untuk selalu terhubung dengan Yesus.
 
Arti penting dari tindakan Yesus terkait dengan siapa Dia. Dia menyatakan dalam Yohanes 13: 13 bahwa Dia adalah Guru dan Tuhan. Itulah sebutan yang mereka berikan kepada-Nya, dan Dia menunjukkan bahwa memang demikianlah adanya. Sebutan-sebutan ini menunjukkan otoritas dan kuasa.
 
Namun, Yesus mengajarkan bahwa kuasa dan otoritas harus digunakan untuk melayani, bukan untuk membanggakan diri. Gereja Advent telah mengambil pengertian dari teladan Yesus ini, dengan melakukan apa yang disebut dengan Upacara Kerendahan Hati sebagai sebuah pelayanan persiapan untuk Perjamuan Tuhan.
 
Apakah yang diajarkan oleh Upacara Kerendahan Hati kepadamu tentang mengikuti jejak Yesus dan bagaimanakah melayani orang lain dengan rendah hati?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENJADIKAN ALLAH YANG PERTAMA

MENJADIKAN ALLAH YANG PERTAMA

MENJADIKAN ALLAH YANG PERTAMA