SUMBER YANG TIDAK ADA HABISNYA
Renungan Penguatan Karakter
Jumat, 25 Oktober 2024
SUMBER YANG TIDAK ADA HABISNYA
"Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus." ~Yohanes 17: 3.
"Aku, Nebukadnezar, menengadah ke langit, dan akal budiku kembali lagi kepadaku. Lalu aku memuji Yang Mahatinggi dan membesarkan dan memuliakan Yang Hidup kekal itu, karena kekuasaan-Nya ialah kekuasaan yang kekal dan kerajaan-Nya turun-temurun. Pada waktu akal budiku kembali kepadaku, kembalilah juga kepadaku kebesaran dan kemuliaanku untuk kemasyhuran kerajaanku. Para menteriku dan para pembesarku menjemput aku lagi; aku dikembalikan kepada kerajaanku, bahkan kemuliaan yang lebih besar dari dahulu diberikan kepadaku. Jadi sekarang aku, Nebukadnezar, memuji, meninggikan dan memuliakan Raja Sorga, yang segala perbuatan-Nya adalah benar dan jalan-jalan-Nya adalah adil, dan yang sanggup merendahkan mereka yang berlaku congkak."
Mereka yang berperan dalam pekerjaan Tuhan melakukan apa yang baik oleh karena Tuhan ada di belakang mereka, melakukan pekerjaan itu. Haruskah kita kemudian memuji orang, dan berterima kasih kepada mereka, dan lalai untuk mengenali tindakan Tuhan? Jika demikian, Tuhan tidak akan bekerja sama dengan kita. Ketika manusia mendahulukan diri mereka sendiri dan menempatkan Tuhan di posisi kedua, mereka menunjukkan bahwa mereka kehilangan hikmat dan kebenaran. Semua yang pernah dilakukan dalam upaya memulihkan citra moral Allah dalam manusia telah dilakukan karena Tuhan adalah yang mendayagunakan upaya tersebut. Kristus dalam doa-Nya kepada Bapa-Nya, menyatakan, "Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus."
Kata Paulus rasul yang agung, "Demikianlah hendaknya orang memandang kami : sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah. Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai." Biarlah setiap penatalayan memahami bahwa ketika dia berusaha untuk memasyhurkan kemuliaan Allah di dunia ini, entah dia berdiri di hadapan orang Kristen ataupun orang kafir, petani atau pangeran, dia harus menjadikan Tuhan sebagai yang pertama, yang terakhir, dan yang terbaik dalam segala hal. Tidak ada kelemahan yang lebih besar yang dapat ditunjukkan manusia daripada dengan berpikir bahwa mereka bisa mendapatkan pengakuan dan penerimaan yang lebih besar di hadapan sesama manusia jika mereka meninggalkan Tuhan di luar perkumpulan mereka. Tuhan harus berdiri sebagai yang paling tinggi. Kebijaksanaan orang terhebat adalah kebodohan bagi-Nya. Orang Kristen sejati akan menyadari bahwa dia memiliki hak atas identitasnya hanya ketika dia meninggikan Kristus dengan kekuatan yang teguh, bertahan, dan terus meningkat. Tidak ada motivasi ambisius yang akan mendinginkan kekuatannya; karena itu berasal dari Sumber yang tidak ada habisnya-"Terang kehidupan." ~The Present Truth (lnggris), 7 September 1899.
Refleksi: Bagaimanakah saya dapat merendahkan diri sambil meninggikan Kristus?
Komentar
Posting Komentar