MENJADIKAN ALLAH YANG PERTAMA
Renungan Pagi Anak
Kamis, 26 September 2024
MENJADIKAN ALLAH YANG PERTAMA
Ayat Hafalan: Lukas 2:49
"Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?"
Yesus yang luar biasa! Dia baru berusia 12 tahun, tapi Dia telah mengetahui apa jadinya Dia kelak Jika telah dewasa, dan Dia di sana sedang melakukan pekerjaan Bapa-Nya.
Beberapa tahun yang lalu saya mendengar Ketua M V Campbell menceritakan sebuah kisah yang mendebarkan tentang anak laki-laki berusia 12 tahun di Roma yang juga telah ditetapkan untuk melakukan pekerjaan Bapa. Dia baru saja di baptis dan menjual buku untuk membiayai sekolahnya. Tuhan memberkatinya dan dia telah dapat mengumpulkan uang sebesar 50 000 lira.
Suatu hari dia mendatangi sebuah rumah yang besar. Tapi sesaat dia tergoda untuk melewati saja rumah itu. Tapi dia teringat janjinya untuk mengunjungi setiap rumah dan membunyikan belnya "Saya ingin bertemu dengan Nyonya pemilik rumah ini," katanya dengan sopan kepada pembantu yang membukakan pintu. "Maksudmu kamu ingin bedemu dengan Nyonya Besar? Pembantu itu bertanya dengan terkejut. 'Kamu tidak bisa menemuinya " "Tapi saya punya sesuatu yang penting dan hendak saya tunjukkan kepadanya. Saya yakin dia mau bertemu dengan saya," dia memohon Dia adalah seorang yang lemah lembut yang membuat pembantu itu akhirnya membawanya keruang depan Ketika Nyonya Besar datang dia memberikan buku-buku yang dijualnya. Nyonya besar itu berdebar. "Kamu akan menjadi apa setelah besar nanti?", dia bertanya. "Saya mau menjadi pendeta." Jawabnya "Kamu maksud menjadi pastor?" "Bukan, saya mau menjadi pendeta - pendeta Gereja Advent. Saya menjual buku untuk mendapatkan uang biaya sekolah," katanya. "Coba kamu lihat kemari, nak" kata Nyonya itu. "Jlka kamu setuju, Saya akan mengangkatmu menjadi anakku Saya akan memberimu satu juta lira dan saya mensekolahkan kamu hingga Jadi pastor."
Anak itu memandang dengan penuh kasih kepada Nyonya itu dan berkata. "Nyonya, bertahun-tahun yang lalu ada seorang bernama Yudas yang telah menjual Tuhan nya untuk tiga puluh keping perak. Tapi saya tidak akan menjual Tuhan saya satu juta lira." Ketika Nyonya Besar itu melihat kesungguh-sungguhannya, dia tidak berkata apa-apa lagi. Dia hanya membeli buku-uku yang dijualnya. ltulah semua kisah yang kita ketahui, tapi satu hal yang saya pasti. Nyonya besar itu tidak akan pernah melupakan anak kecil itu yang telah membuat keputusan bekerja dalam pekerjaan Bapanya.
Refleksi: Akan jadi apakah kamu nanti bila telah dewasa? Apakah kamu telah membuat keputusan?
Komentar
Posting Komentar