YANG DIHORMATI OLEH SURGA
Renungan Penguatan Karakter
Minggu, 28 Juli 2024
YANG DIHORMATI OLEH SURGA
"Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada" -- Efesus 1: 22.
Sang surya sedang memancarkan cahayanya di atas Danau Galilea. Murid-murid yang telah letih karena usaha yang tidak berhasil semalam suntuk, sedang duduk di atas perahu nelayannya yang terapung-apung di atas danau itu. Yesus datang untuk berasing di tepi danau itu. Ia berharap bahwa pada pagi buta ini Ia akan mendapat sedikit waktu untuk berislirahat dari kesibukan melayani orang banyak yang mengikuti Dia setiap hari. Tetapi tidak berapa lama kemudian orang banyak itu mulai mengerumuni Dia. Jumlah orang banyak itu dengan cepat bertambah banyak sehingga Ia terdesak dari segala penjuru. Dan sementara itu murid-murid mendarat. Untuk menghindari desakan orang banyak, Yesus naik ke perahu Petrus dan meminta padanya agar menolak perahu itu agak jauh sedikit dari tepi pantai. Di sini Yesus dapat dilihat dan didengar oleh orang banyak dan dari dalam perahu itulah la mengajar orang banyak yang berada di pantai.
Alangkah hebatnya pemandangan ini bagi malaikat-malaikat surga; Panglima Besar mereka, duduk di atas sebuah perahu nelayan, digoyang ke sana ke mari oleh ombak yang tidak henti-hentinya, sambil mengabarkan kabar keselamatan yang baik kepada orang banyak yang sedang mendengar serta berdesak-desak sampai ke tepi air. Ia Yang dihormati oleh surga sedang mewartakan perkara besar tentang kerajaan-Nya di alam terbuka kepada rakyat jelata. Tetapi Ia tidak dapat lagi memperoleh pandangan lain yang lebih cocok lagi bagi pekerjaan-pekerjaan-Nya. Danau, gunung-gunung, ladang-ladang yang terhampar luas, sinar surya yang menyirami permukaan bumi, semuanya adalah bahan-bahan yang telah disediakan untuk menjelaskan pelajaran-Nya dan memasukkannya ke dalam pikiran mereka itu. Tidak ada suatu pelajaran Kristus yang sia-sia. Setiap pekabaran yang terbit dari bibir-Nya yang diterima oleh suatu jiwa adalah berupa perkataan hidup kekal.
Setiap saat jumlah orang banyak itu kian bertambah. Orang-orang yang tua bersandar pada tongkatnya, petani-petani yang miskin turun dari bukit-bukit nelayan dari danau itu, pedagang dan rabi-rabi, orang-orang kaya dan orang-orang terpelajar, tua dan muda, membawa orang-orang sakit dan yang menderita, berdesak-desak untuk mendengar perkataan Guru Ilahi itu. Pemandangan inilah yang dilihat oleh nabi terdahulu, karena sebagaimana yang tersurat: "Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang Sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain, bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang"--Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 253, 254.
Renungkan Lebih Dalam:
Di bagian manakah dalam hidup saya saat ini, yang membutuhkan Yesus untuk mengatakan perkataan damai?
Komentar
Posting Komentar