PEMILIK SELURUH HARTA DUNIAWI KITA

Renungan Penguatan Karakter

Senin, 29 Jul 2024


PEMILIK SELURUH HARTA DUNIAWI KITA


"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya." ~Matius 6: 19.




Pemilik seluruh harta duniawi kita telah datang ke dunia dalam bentuk manusia. Firman itu telah menjadi daging dan tinggal di antara kita. Kita tidak dapat mengerti betapa besar perhatian-Nya terhadap keluarga manusia. Ia mengetahui nilai setiap jiwa. Betapa besarnya perasaan sedih mencekam diriNya bila Ia melihat bahwa warisan yang dibeli-Nya menyukai ciptaan setan.


Satu-satunya kepuasan setan dalam mempermainkan jiwa manusia adalah kepuasan dalam menyakiti hati Kristus. Betapa besarnya dosa manusia yang tidak mau sadar dan memahami betapa bodohnya dia mengizinkan perasaan cinta yang tak ada batasnya terhadap perkara dunia, untuk menghalau kasih Allah dari dalam hati. Apabila kasih kepada Allah dienyahkan dari dalam hati, cinta dunia dengan cepat mengalir masuk untuk mengisi kekosongan.


Yesus memberikan hidup-Nya bagi kehidupan setiap orang di dunia ini, dan Dia menaruh nilai yang tak terbatas pada manusia. Dia menginginkan agar pria dan wanita menghargai diri mereka sendiri, dan mempertimbangkan kesejahteraan masa depan mereka. Jika mata sehat, teranglah seluruh tubuh. Jika pandangan rohani jelas, realitas yang tak terlihat akan dilihat dalam nilai sebenarnya, dan melihat kepada dunia kekal yang akan datang menambah sukacita di dunia sekarang ini.


Orang Kristen akan dipenuhi dengan sukacita tatkala dia adalah seorang penatalayan yang setia atas harta milik Tuhan. Kristus rindu untuk menyelamatkan setiap putra dan putri Adam. Dia mengangkat suara-Nya sebagai peringatan, untuk mematahkan kutuk yang telah mengikat jiwa dalam perbudakan dosa. Dia mendesak manusia untuk berbalik dari kegilaan mereka. Dia membawa dunia yang lebih mulia pada penglihatan mereka dan berkata, "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi." ~Counsels on Stewardship, hlm. 136.


Renungkan Lebih Dalam: Seberapa berbahagiakah saya berbagi berkat materi yang Tuhan telah percayakan kepada saya?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENJADIKAN ALLAH YANG PERTAMA

MENJADIKAN ALLAH YANG PERTAMA

MENJADIKAN ALLAH YANG PERTAMA